KEMENAG RI Bersinergi dengan FKDT
|
www.pondokpesantren.net - Jambi. "Kementerian
Agama RI mendorong terbentuknya Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT)
sebagai kekuatan komponen masyarakat bisa bekerja sama secara sinergi dalam
upaya mengembangkan Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah di seluruh
Indonesia". Demikian dikatakan Mamat Salamat Burhanudin, Kepala Subdit
Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah saat membuka Musyawarah Wilayah FKDT
Provinsi Jambi.
Musyawarah Wilayah FKDT Jambi diselenggarakan Rabu,
31/7/2013 di Asrama Haji Jambi dan dihadiri oleh para pejabat Kanwil Kemenag
Jambi dan utusan FKDT tingkat Kabupaten/Kota seluruh provinsi
Jambi.
Mamat Salamat menuturkan bahwa FKDT merupakan organisasi masyarakat yang di dalamnya merupakan representasi penyelenggara Madrasah Diniyah Takmiliyah berfungsi sebagai wadah komunikasi dan aspirasi diantara mereka dan sebagai katalisator antara Madin dengan pemerintah. FKDT saat ini sudah terbentuk di seluruh Indonesia. Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT), yang oleh sebagian masyarakat menyebut dengan Sekolah Agama atau Sekolah Arab, merupakan satuan Pendidikan Non-Formal yang khusus mengajarkan Pendidikan Agama Islam yang banyak didirikan secara mandiri dan berumur puluhan tahun oleh masyarakat. Sampai saat ini menurut data EMIS Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI terdapat 73.235 MDT dan menampung santri sebanyak 42.412.632 orang. Mantan Dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah ini juga berharap dengan keberadaan FKDT dan forum-forum sejenisnya dapat bermitra dan bersinergi dengan masyarakat untuk bersama-sama melakukan upaya pembinaan dan langkah konkrit yang mengarah pada peningkatan mutu kelembgaan, santri dan pembelajarannya. Karena diakui sebagian masyarakat lebih banyak memanfaatkan keberadaan Madrasah Diniyah Takmiliyah sebagai lembaga alternatif dan efektif mengembangkan Pendidikan Agama Islam bagi anak-anaknya yang selama ini dirasa kurang banyak diberikan di sekolah formal. Dalam prakteknya, Madrasah Diniyah Takmiliyah diselenggarakan oleh masyarakat siang hingga sore hari bahkan ada yang malam hari selepas Sholat Maghrib sehingga anak-anak sekolah dapat memanfaatkan waktu luangnya setelah pulang dari sekolah untuk belajar tambahan di bidang agama, tegas pria Asli Indramayu ini. (rb) |